Nama :
Yolla Ristyani Dewi
Kelas :
4TB01
NPM :
27315281
Matkul : Kritik Arsitektur
Dosen :
Agus Suparman ST., MT.
BAB 2
METODE DESKRIPTIF DEPICTIVE CRITISM
Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman
seseorang terhadap bangunan atau kota. Dimana pendekatan deskriptif ini lebih
bertujuan pada kenyataan bahwa jka kita tahu apa yang sesungguhnya suatu
kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
Metode deskriptif ini tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to
interprete. Tetapi sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya
dan apa yang terjadi di dalamnya. Depictive Criticism terdiri dari 3, yakni:
§
Static Aspects (Aspek Statis)
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai
sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk
sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode
ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat
cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya,
maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan
mennceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depictive telah
menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru
seseorang.
Kritik Depictive tidak butuh pernyataan betul
atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di
masa lalunya. Kritik depictive lebih mengesankan sebagai seorang editor atau
reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu
aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau
advocate. Depictive criticism dalam aspek static memfocuskan perhatian pada
elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture). Penelusuran
aspek static dalam Depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus
untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya
sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian.
Penggunaan media grafis dalam depictive
critisim dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara
non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias. Aspek static depictive criticism
dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : photografi, diagram,
pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).
§
Dynamic (secara Verbal)
Tidak seperti aspek statis, aspek dinamis depictive
mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui:
bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang
terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan
fisik?
§
Process (secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang
menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan
fisik terjadi seperti itu.
Sumber: http://raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.2
0 komentar:
Posting Komentar