Nama: Yolla Ristyani Dewi
NPM: 27315281
Kelas: 2TB01
Matkul: Arsitektur dan Lingkungan
Dosen: Ade Soufa
ARSITEKTUR
DAN LINGKUNGAN
(Pengertian dan analisis bangunan berbasis lingkungan)
Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu
dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke
level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur
juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,
energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Pengertian Arsitektur Lingkungan
Arsitektur
Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang sikap atau cara seseorang dalam
merancang bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitar.
Prinsip – prinsip green bulding, berikut menurut buku Green Design for Sustainable Future karya Brenda dan Robert Vale tahun 1996 diungkapkan enam aspek bangunan hijau, yaitu :
1. Hemat energi
Sungguh sangat idela apabila menjalankan secara operasional
suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka
atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang
dapat megatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan
dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada.
Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi
dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim
dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada
bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan
tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi,
bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna
bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi
pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber
Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material
yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur
bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5
poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green
architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan
satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip
tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green
architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
Analisa contoh bangunan berbasis
lingkungan
Wisma Dharmala Sakti/Intiland Tower
Didirikan tahun 1986
oleh arsitek Paul Rudolph. Rudolph terinspirasi dari bentuk atap-atap di
Indonesia yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya sehingga
apabila di dalam gedung tidak akan secara langsung diterpa cahaya matahari.
Terdapat
pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalanya tanpa
kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini
sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya
waktu dan efek rumah kaca telah memberi panas yang cukup parah dan tidak
menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan
Namun pada koridor hal tersebut
masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu
pada siang hari juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya
matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa terik maupun kehujanan.
Kesimpulan
Meskipun
Wisma Dharmala/ Intiland Tower bukan merupakan bangunan bersertifikasi GBCI (Green Building Council Indonesia),
namun gedung ini telah menerapkan aspek-aspek arsitektur hijau. Dari keenam
aspek arsitektur hijau, sudah diterapkan setidaknya lima aspek pada Intiland
Tower ini. Bangunan ini telah berusaha mengoptimalkan energi yang dimiliki
alamnya, merespon iklim, merespon kebutuhan pengguna dan keadaan tapaknya, dan
adanya aspek yang saling mendukung. Wisma Dharmala / Intiland Tower yang
dibangun 1982 bisa dianggap sebagai bangunan yang menginspirasi untuk bangunan
– bangunan masa kini.
Sumber:
https://arighudul.wordpress.com/2016/01/27/analisis-bangunan-kantor-dengan-konsep-green-building-di-jakarta-dengan-menggunakan-metode-tipikal/
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-arsitektur-dan-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar