Kamis, 13 Oktober 2016

Arsitektur dan Lingkungan: Pengertian dan Analisis Bangunan Berbasis Linkungan

Edit Posted by with No comments

Nama: Yolla Ristyani Dewi
NPM: 27315281
Kelas: 2TB01
Matkul: Arsitektur dan Lingkungan
Dosen: Ade Soufa


ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
(Pengertian dan analisis bangunan berbasis lingkungan)



Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Pengertian Arsitektur Lingkungan
                Arsitektur Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang sikap atau cara seseorang dalam merancang bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitar.

Prinsip – prinsip green bulding, berikut menurut buku Green Design for Sustainable Future karya Brenda dan Robert Vale tahun 1996 diungkapkan enam aspek bangunan hijau, yaitu :

1.       Hemat energi
Sungguh sangat idela apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat megatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi.

2.       Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan.

3.       Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar.

4.       Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.

5.       Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.

6.       Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.


Analisa contoh bangunan berbasis lingkungan

Wisma Dharmala Sakti/Intiland Tower


Didirikan tahun 1986 oleh arsitek Paul Rudolph. Rudolph terinspirasi dari bentuk atap-atap di Indonesia yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya sehingga apabila di dalam gedung tidak akan secara langsung diterpa cahaya matahari.


Terdapat pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalanya tanpa kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca telah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan


Namun pada koridor hal tersebut masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa terik maupun kehujanan.


Kesimpulan


                  Meskipun Wisma Dharmala/ Intiland Tower bukan merupakan bangunan bersertifikasi GBCI (Green Building Council Indonesia), namun gedung ini telah menerapkan aspek-aspek arsitektur hijau. Dari keenam aspek arsitektur hijau, sudah diterapkan setidaknya lima aspek pada Intiland Tower ini. Bangunan ini telah berusaha mengoptimalkan energi yang dimiliki alamnya, merespon iklim, merespon kebutuhan pengguna dan keadaan tapaknya, dan adanya aspek yang saling mendukung. Wisma Dharmala / Intiland Tower yang dibangun 1982 bisa dianggap sebagai bangunan yang menginspirasi untuk bangunan – bangunan masa kini.



Sumber: 
https://arighudul.wordpress.com/2016/01/27/analisis-bangunan-kantor-dengan-konsep-green-building-di-jakarta-dengan-menggunakan-metode-tipikal/
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-arsitektur-dan-lingkungan.html

0 komentar:

Posting Komentar