Nama : Yolla Ristyani Dewi
Kelas : 1TB01
NPM : 27315281
Dosen Ary Natalina
✎✎✎✎✎✎✎✎✎✎✎
PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK

Pengertian pelecehan seksual itu sendiri adalah
setiap tindakan seksual (secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi) yang
dipaksakan atas seorang anak di bawah umur delapan belas tahun. Sudah terlalu
lama kebudayaan kita mendefinisikan pelecehan dalam arti hubungan kelamin saja.
Pelecehan seksual dapat meliputi setiap tindakan kekerasan seksual—dari
persetubuhan sampai penyimpangan seks voyeurism (dilirik secara seksual).
Anak-anak tidak pernah didisain oleh Tuhan untuk memiliki energi seks dalam
bentuk apapun dalam jiwa (dan tubuh) mereka. Kekerasan seksual ini, entah
datangnya dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua (secara
eksplisit atau halus), dapat meninggalkan berbagai macam bentuk atau intensitas
kehancuran yang berbeda. Ini dapat dilihat dari bagaimana perasaan seorang anak
terhadap tubuhnya, rasa dilindungi, kemampuan untuk percaya, dan keamanan
dirinya.
Banyak
orang dewasa yang mengalami pelecehan seks sebagai remaja merasa bersalah dan
bertanggung jawab secara pribadi, terutama jika timbul perasaan nikmat dalam
diri mereka. Yang lebih menghancurkan adalah kebenaran yang menyedihkan bahwa
keinginan yang wajar akan kasih, kepedulian dan perhatian dipenuhi secara tidak
wajar oleh pelaku pelecehan itu. Setiap orang dewasa bertanggung jawab atas
energi seks mereka dan bertanggung jawab untuk tidak menyalahgunakan kekuatan
mereka dengan melampaui batasan-batasannya. Hal ini benar, tidak peduli usia
anak itu berapa, atau bagaimana mereka bersikap terhadap orang dewasa, atau apa
yang menjadi kebutuhan emosi anak itu.
Kekerasan
seksual adalah kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas. Ibarat awan dan hujan, demikianlah hubungan
antar seks dan kekerasan. Di mana terdapat seks maka kekerasan hampir selalu
dilahirkan. Termasuk dalam kekerasan seksual adalah perkosaan, pelecehan
seksual (penghinaan dan perendahan terhadap lawan jenis), penjualan anak
perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh pasangan.
Contoh-contoh
kekerasaan seksual:
1.
Perkosaan.

2.
Kekerasan
seksual terhadap anak-anak.

3. Kekerasan seksual terhadap pasangan.

Berikut adalah kekerasan berbasis gender:
·
Kekerasan fisik : Menampar,
memukul, menendang, mendorong, mencambuk, dll.
·
Kekerasan emosional/ verbal: Mengkritik, membuat pasangan
merasa bersalah, membuat permainan pikiran, memaki, menghina, dll.
·
Ketergantungan finansial: Mencegah pasangan untuk mendapat
pekerjaan, membuat pasangan dipecat, membuat pasangan meminta uang, dll
·
Isolasi sosial: Mengontrol pasangan dengan siapa boleh
bertemu dan di mana bisa bertemu, membatasi gerak pasangan dalam pergaulan, dll
·
Kekerasan seksual: Memaksa seks, berselingkuh, sadomasokisme,
dll.
·
Pengabaian/penolakan: Mengatakan kekerasan tidak pernah
terjadi, menyalahkan pasangan bila kekerasan terjadi, dll.
·
Koersi, ancaman, intimidasi: Membuat pasangan khawatir,
memecahkan benda-benda, mengancam akan meninggalkan, dll
Cara
Mengatasi Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual pada anak merupakan hubungan atau interaksi antara
seorang anak dan seorang yang lebih tua atau anak yang lebih banyak nalar atau
orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak
tersebut dipergunakan sebagai sebuah obyek pemuas bagi kebutuhan seksual
pelaku. Perbuatan ini dilakukan dengan menggunakan paksaan, ancaman, suap,
tipuan atau tekanan. Bentuk-bentuk pelecehan seksual itu sendiri bisa berupa
tindak perkosaan ataupun pencabulan.
Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan anak menjadi korban pelecehan seksual :
• Anak kecil innocent (polos) dan tak berdaya.
Apalagi, jika harus berhadapan dengan orang-orang dewasa, terutama orang tua.
Itu sebabnya, pelecehan seksual banyak dilakukan oleh bapak, paman, kakek,
guru, atau tetangga dekat.
• Rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku
juga memicu munculnya pelecehan. Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat
bertumbuh dengan baik, membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau
perilakunya.
• Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental
atau gangguan tingkah laku juga menjadi salah satu sebab banyaknya kasus
pelecehan pada anak. Anak-anak penyandang cacat ini menjadi sasaran empuk bagi
pelaku pelecehan seksual, sebab beberapa faktor yang dianggap menguntungkan
karena pelaku pelecehan pada anak-anak penyandang cacat biasanya sudah
merencanakan niatnya itu dengan memperhitungkan berbagai faktor, yakni keamanan
pada saat melakukan dan lemahnya bukti yang bisa dicari karena korban masih
anak-anak atau penyandang cacat.
Dampak dari pelecehan seksual itu sendiri terhadap anak :
Pelecehan
seksual berdampak besar terhadap psikologis anak, karena mengakibatkan emosi
yang tidak stabil. Oleh karena itu, anak korban pelecehan seksual harus
dilindungi dan tidak dikembalikan pada situasi dimana tempat terjadinya
pelecehan seksual tersebut dan pelaku pelecehan dijauhkan dari anak korban
pelecehan. Hal ini untuk memberi perlindungan pada anak korban pelecehan
seksual. Anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual akan mengalami
sejumlah masalah, seperti: kehilangan semangat hidup, membenci lawan jenis, dan
punya keinginan untuk balas dendam; bila kondisi psikologisnya tidak ditangani
secara serius.
Cara-cara untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada
anak :
• Orang tua membuka komunikasi dan menjalin
kedekatan emosi dengan anak-anak. Dengan cara menyempatkan diri untuk bermain
bersama anak-anak.
• Orang tua disarankan memberikan pengertian
kepada anak-anak tentang tubuh mereka dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan
oleh orang lain terhadap bagian tubuhnya. Misalnya, anak diberi pengertian
bahwa kalau ada orang lain yang mencium misal di pipi harus hati-hati karena
itu tidak diperbolehkan, apalagi orang lain itu yang tidak dikenal.
• Kenalkan kepada anak perbedaan antara orang
asing, kenalan, teman, sahabat, dan kerabat. Misalnya, orang asing adalah orang
yang tidak dikenal sama sekali. Terhadap mereka, si anak tak boleh terlalu
ramah, akrab, atau langsung memercayai. Kerabat adalah anggota keluarga yang
dikenal dekat. Meski terhitung dekat, sebaiknya sarankan kepada anak untuk
menghindari situasi berduaan saja.
• Jika sang anak sudah melewati usia balita,
ajarkan bersikap malu bila telanjang. Dan, bila sudah memiliki kamar sendiri,
ajarkan pula untuk selalu menutup pintu dan jendela bila tidur.
• Adanya keterlibatan aparat penegak hukum
yakni penyidik, jaksa dan hakim dalam menangani kasus pelecehan seksual pada
anak sehingga berperspektif terhadap anak diharapkan dapat menimbulkan efek
jera pada pelaku tindak pidana pelecehan sehingga tidak ada lagi anak-anak yang
menjadi korban pelecehan seksual.
Pelecehan
seksual bisa saja terjadi di manapun, termasuk di lingkungan kerja. Tentu saja
tak ada seorangpun yang rela dilecehkan, sehingga ketika mengalami situasi
tersebut orang kerap memutuskan untuk keluar dari kantor. Namun, perlu Anda
ketahui bahwa lari dari suatu masalah bukanlah solusi yang baik. Seperti
dilansir oleh idiva, berikut ini beberapa tips untuk mengatasi pelecehan
seksual di kantor.
1. Mempertahankan
Imej Profesional
Berusaha untuk mempertahankan imej atau citra
profesional. Kenakanlah busana yang rapi dan terhormat ke kantor sehingga Anda
tidak mengundang perhatian rekan kerja yang ‘jahil’, terutama pria. Memang
setiap wanita ingin tampil cantik dan sempurna dengan memamerkan bentuk tubuh yang
ideal, namun alangkah baiknya jika mengenakan busana yang pantas dan rapi.
Dengan begitu orang lain juga tak akan berani melecehkan.
2. Tegas dan
Percaya Diri
Seorang pengganggu dan yang suka melecehkan
biasanya kerap senang menyakiti orang lain. Jadi senjata terbesar yang
dibutuhkan adalah kekuatan. Jangan sampai menangis dan menyerah saat diancam
oleh orang-orang tersebut. Memang wajar jika merasa tertekan dengan perlakuan
mereka, namun jika menunjukkan bahwa diri Anda lemah dan rentan, mereka justru akan
memanfaatkan kelemahan tersebut. Oleh karena itu Anda harus yakin, percaya diri
dan tegas memberitahu mereka untuk tidak memperlakukan Anda seperti itu lagi.
3. Jangan
Mengumbar ke Banyak Orang
Ketika Anda menjadi korban pelecehan oleh
seorang rekan kerja di kantor, mungkin hal yang ingin dilakukan adalah
melaporkan perbuatannya itu pada seluruh rekan kantor. Tapi hati-hati, hal
tersebut justru bisa menjadi bumerang apalagi jika si pelaku punya pengaruh
besar di kantor dan Anda pun tidak punya bukti pelecehan yang dilakukannya.
Yang terjadi, masalah bisa lepas kendali dan karir Anda bisa terancam berakhir.
Jika mengalami pelecehan seksual, cukup ceritakan pada teman dekat atau atasan
yang punya wewenang menegur dan memberi sanksi terhadap karyawan yang berperilaku
menyimpang.
4. Membuat Catatan
Tertulis
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi pelecehan seksual dengan membuat catatan tertulis mengenai pelecahan
yang dilakukan si pelaku kepada Anda. Catatlah tanggal dan waktu kejadiannya
secara lengkap. Anda juga perlu mencatat identitas pelaku, lokasi kejadian dan
perilaku serta ucapan si pelaku. Hal ini untuk menguatkan laporan ke bagian
personalia, lembaga bantuan hukum atau kepolisian, jika memang kasus ini perlu
dibawa ke jalur hukum.
5. Membina Tim
Ketika upaya secara individu gagal untuk
menegaskan kepada si pelaku untuk tidak melakukan pelecehan terhadap Anda,
sebaiknya Anda membina satu
tim dengan rekan kerja terpercaya. Dengan begitu ketika si pelaku mulai ingin melecehkan, Anda memiliki beberapa saksi yang juga bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut.
https://masalahsosialmasyarakat.wordpress.com/2012/05/05/cara-mengatasi-pelecehan-seksual/
0 komentar:
Posting Komentar