Rabu, 18 Januari 2017

Tipologi Bangunan: Music Facility

Edit Posted by with No comments
Nama    : Yolla Ristyani Dewi
Kelas     : 2TB01
NPM      : 27315281
Matkul  : Tipologi Bangunan

Dosen   : Riswanti

MUSIC FACILITY

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama. Sementara, auditorium adalah bangunan atau ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan pertemuan umum, pertunjukan, dan sebagainya.

Maka, auditorium musik adalah salah satu tempat atau fasilitas untuk mengadakan sebuah pertunjukan atau pementasan musik, baik itu pertunjukan yang berskala besar maupun kecil.

Secara kapasitas gedung pementasan seni pertunjukan dibagi menjadi empat jenis :
1.            Sangat besar (1500 kursi atau lebih)
2.            Besar (900-1500 kursi)
3.            Medium (500-900 kursi)
4.            Kecil (dibawah 500 kursi)


Standar Kebutuhan Ruang Pementasan Musik

      Area Lobby
Salah satu ruangan paling penting dari public space dalam sebuah gedung pertunjukan atau ruang utama, yang harus diatur supaya dapat dengan mudah di akses dari luar. Ruangan atraktif, penuh antisipasi dan hiburan, harus dapat membantu penonton untuk menikmati suasana dari pertunjukan yang akan ditampilkan di panggung nantinya.

Entrance ke dalam concert hall dari lobby harus direncanakan dengan benar agar tercipta light proof dan sound proof. Biasanya menggunakan dua pasang pintu dengan penyerap gelap. Pengunjung juga harus dapat mencapai ruang-ruang lain tanpa terbentuk dan terjebak dalam banyaknya cross sirculation.


      Area Penonton
Sudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan supaya penonton dapat melihat keseluruhan area panggung secara jelas tanpa ada gangguan. Pada gambar memperlihatkan derajat 135 adalah derajat paling baik untuk para actor melakukan akting bila berada di atas panggung.

Keterangan:
Tinggi mata: 1120 mm Tapak tempat duduk lapis (baris spasi) T: 800-1150mm kepala clearance C: C1 = 60mm minimum (lihat antara kepala di depan) C2 = 120mm
Tingkatan pada lantai Ruang Pertunjukan juga harus diperhatikan untuk dapat memberikan sudut pandnag yang memadai ke arah panggung.



Dimensi kursi:
•             Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm o Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm
•             Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9º
•             Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai (dapat ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20º
•             Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm
•             Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai.
•             Jumlah kursi dalam satu baris: Jika terdapat 2 gangways pada tiap sisi baris : 22 kursi. jika hanya terdapat 1 gangways di dalam satu sisi baris : 11 kursi
•             Ruang antar baris kursi: Ruang lewat (clearway) : min 300-500 mm Dimensi jarak antar baris : min 850 mm


        Gangways
Lebar min 1100 mm. Kemiringan 1:10 dan 1:12 jika digunakan oleh pemakai kursi roda.
Landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga biasa.


        Seating Layout

Tipologi Bentuk Lantai dari Concert hall

             1.            Persegi Empat
Kelebihan : pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik tuang yang sangat diinginkan pada ruang musik.

Kekurangan : facade bangunan yang flat dan monoton.

              2.            Kipas
Kelebihan : penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan, Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difuse.

              3.            Tapal Kuda
Kelebihan : kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi.
Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difus.

               4.            Tidak teratur
Kelebihan : dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk ini dapat menyebabkan keakraban bunyi antara pemain dan penonton.


• Area Panggung
            Stage merupakan bagian terpenting dari sebuah gedung pertunjukan, yaitu tempat di mana para artis (performer) akan tampil untuk mempertunjukan acting dan keahliannya. Tidak ada ukuran secara pasti untuk stage yang benar. Namun stage biasanya berukuran antara 9-12 meter dengan kedalaman yang lebih panjang dan lebarnya kira-kira 10-14 meter.


Ketinggian procenium (permukaan yang membatasi bukaan dari stage yang ada biasanya minimal 6 meter. Untuk procenium biasanya selalu digunakan warna hitam untuk ketika mengadakan pertunjukan sandiwara atau drama modern. Sedangkan untuk beberapa pertunjukan tradisional, seperti contohnya wayang wong, desainnya biasanya menggunakan ragam-ragam hias berupa gambar-gambar tokoh yang dilakonkan secara stilasi.
Bagian-bagian stage:
      ü  Apron
Bagian stage yang berada di depan procenium. Batas apron akan menentukan ketinggian tempat duduk di dalam ruang pertunjukan.

       ü  Wing
Layar yang berguna untuk menutup arah pandang  penonton  yang  duduk  di  kanan dan  kiri concert  hall  agar  tidak  dapat melihat  bagian  dalam  stage  yang  tidak ingin terlihat penonton. Selalu diletakan di kanan dan kiri stage sehingga artis yang belum  waktunya  tampil  tidak  sampai terlihat  oleh  performance.  Disini  juga direktor pihak performer memberi arahan pada actor atau aktris yang akan tampil.
Selain  itu,  wing  juga  berguna  untuk menyembunyikan  lampu beberapa  macam  spesial  efek,  seperti penggunaan  asap  yang  biasanya  di  buat dengan jarak 2 meter. Minimal dibutuhkan tiga buah wing di setiap pertunjukan. Wing harus dibuat dari bahan yang lunak
(tidak  keraas)  agar  artis  tidak  sakit  bila terbentur.

       ü  Backdrop
Layar  yang  menjadi  background  diatas stage.   Backdrop   ini   harus   fleksibel sehingga  memungkinkan dengan   layar   dengan   gambar  yang  berbeda-beda. Untuk penyimpanan peralatan elektrik maupun hidrolis sekaligus untuk mengoperasikannya (menarik-turunkan backdrop ketika pertunjukan berlangsung)

Stage atau panggung adalah ruang yang umumnya menjadi orientasi dalam sebuah auditorium. menurut bentuk dan tingkat komunikasinya dengan penonton, panggung dapat dibedakan menjadi :
1.              Panggung Proscenium
Panggung Proscenium yaitu bentuknya konvensional, penonton hanya melihat pengisi acara dan tidak ada kontak komunikasi . Seperti contohnya, panggung-panggung untuk musik klasik, tarian klasik dan sebagainya.
2.              Panggung Terbuka
yaitu panggung yang menunjukkan terjadinya komunikasi dan kontak fisik antara pengisi acara dan penonton, seperti contohnya panggung konser band rock, pop dan sebagainya.
3.              Panggung Area
yaitu panggung yang posisinya berada di tengah.
4.              Panggung Extended
Panggung yang merupakan pengembangan dari panggung proscenium, entah itu bentuknya yang bisa menjalar juga ke area tengah atau penyesuaian bentuk yang tetap konvensional namun memungkinkan adanya sedikit komunikasi antara penyaji dengan penonton.

        Layar Backdrop

Ada dua macam cara penyimpanan layar backdrop, yaitu :

a.                   Menggulung layar backdrop, Cara ini dilakukan dengan menggulung layar backdrop ke atas stage. Dengan sistem ini ada kemungkinan bahwa layar backdrop dapat terlihat sehingga mudah rusak.

b.                  Menarik layar backdrop ke atas stage, Cara ini dilakukan dengan gris elektrik yang biasa ke atas tanpa menggulung layar backdrop, sehingga dibutuhkan ketinggian plafond minimum dua kali lebih tinggi daripada proscenium supaya layar backdrop tidak terlihat oleh penonton. Cara ini efektif untuk mencegah agar layar backdrop tidak terlipat dan terhindar dari kerusakan.


        Backstage Area

a.                   Make-up Room
Ruangan lain yang perlu ada di dalam gedung pertunjukan ini adalah ruang rias. Ruangan ini harus dapat menampung semua performer yang tampil. Masing-masing artis hendaknya harus mendapat sebuah meja rias. Lighting dalam ruang rias haruslah menggunakan bohlam bukan lampu TL, karena lampu TL akan menyebabkan warna make-up yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan yang diinginkan ketika tampil di stage dengan lighting stage (lampu PAR, freshnel dan profil). Lampu bohlam tersebue memiliki kesamaan spesifikasi dengan lampu-lampu panggung.

b.                  Dressing room
Ruangan ini biasanya digunakan untuk ruangan ganti dan pemerikasaan kostum yang akan digunakan. Letaknya biasa ditempatkan dekat koridor atau tangga. Kamar ganti yang berkapasitas dua puluh orang, biasanya memiliki luasan minimum seluas 5m2 per orang. Ruangan ini sudah termasuk dengan kamar kecil, kamar ganti, dan shower. Kamar ganti untuk empat orang memiliki luasan sekitar 20m2, sedangkan untuk kamar ganti artis luasannya sampai 10m2.

c.                   Loading dock
Ruangan ini harus dapat dimasuki oleh minimal dua truk yang bisasnya digunakan untuk menurunkan barang-barang kebutuhan pementasan. Pintu muatan bagian depan harus sedikitnya 8’-0” lebar dan 12’-0” tinggi. Ini berlaku bagi pintu manapun yang dapat memindahkan barang-barang material, seperti backdrop, dan lain sebagainnya. Area bagian dalam minimal harus memiliki luasan 50m2.
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan barang-barang kebutuhan panggung, seperti back drop. Area minimal yang dibutuhkan adalah hingga 50 hingga 100m2 (ukuran ini tergantung kebijakan pihak teater). Tingginya tergantung dari metode penyimpan back drop tersebut. Cara penyimpanan back drop itu sendiri dapat digulung, atau ditumpuk secara vertikal atau horizontal.


• Area Service

a.                   Control Rooms
Stage manager biasnya berada di samping stage, dengan meja control untuk berkomunikasi dengan seluruh bagian ruangan concert hall. Ruang kontrol cahaya harus mempunyai jendela yang cukup besar untuk memberikan pandangan yang jelas dan tak terhalang stage, bahkan ketika performance berdiri. Biasanya ukuran ruangan bergantung pada perlengkapan yang dipilih, tapi normalnya berukuran 3 meter X 2,4 meter. Ruang kontrol suara mempunyai kebutuhan yang sama dengan ruang kontrol cahaya, namun keduanya perlu dipisahkan.pintu dan jendela yang terhubung dapat menyediakan komunikasi diantera kedua operasi.
Akses kedua ruangan sebaiknya berada di luar auditorium dan lebih baik jika jauh dari publik sirkulasi.

b.      Ticket Box
Tiket box harus nyaman untuk penjual tiket dapat menjual ke publik. Ruangan yang diperlukan kurang lebih lima meter persegi untuk tiap penjual ticket.


• Performance Area
Akomodasi khusus diperlukan untuk pihak performance dan para performer. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
-              Ruang kontrol cahaya dan suara berada di belakang auditorium diatas kepala performance.
-              Ruang dimmer sebaiknya diletakkan jauh dari stage dan harus dijaga suara yang dihasilkan agar jangan sampai ke performance.
-              Ruang elektrik (penyimpan) dan barang-barang pertunjukan harus sedekat mungkin dengan stage.
-              Ruang manager pertunjukan harus langsung berhubungan dengan stage.
-              Scenery dock harus ditempatkan pada stage level dan harus dapat diakses langsung dari stage dan loading door. Dalam hal ini, scenery sebesar apapun harus dapat masuk lewat pintu ke dalam scenery dock.
-              Ruang rehearsal idealnya harus berukuran sama dengan stage dan harus dapat di akses dari scenery dock.
-              Beberapa kontrol untuk stage door diperlukan agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk ke dalam. Ruang ini harus dijaga oleh pekerja full time.


Konsep Akustika Ruang

Pusat pementasan dan pelatiha seni pertunjukan merupakan tempat untuk menampilkan pertunjukan pentas seni seperti teater, tari, dan musik. Pertunjukan yang bisa dinikmati dengan nyaman, atau sebaliknya antara lain tergantung atas kualitas akkustik ruang.

Criteria akustik yang baik dalam suatu gedung pertunjukan utamanya dipengaruhi oleeh bentuk denah dan dimensi ruang, dimana keduanya dapat menciptakan parameter akustik yang bersifat objektif dan subjektif. Pengaturan tata letak dan bahan dari tempat duduk penonton, jalur pandang yang bebas, serta bentuk dan sifat bahan finishing pada bidang (reflektif dan absorbtif) yang melengkapi ruang pertunjukan merupakan elemen penting yang perlu mendapat perhatian.


Konsep Pencahayaan

1.              Pencahayaan panggung
Penggunaan tata lampu pada pementasan musik penting untuk mendukung nuansa penampilan. Bahkan pada pementasan skala besar pada siang hari, keberadaan tata lampu masi diperlukan, terutama untuk bentuk-bentuk panggung tertutup.

Dasar-dasar dalam pencahayaan panggung adalah:
·                     Intensitas
Kekuatan cahaya berfungsi selain sebagai penerangan juga membantu nuansa penampilan.
·                     Warna
Warna cahaya diperlukan untuk menciptakan persepsi visual tertentu.
·                     Distribusi
Distribusi cahaya penting untuk menghindari daerah mati cahaya dan dapat membantu penonton untuk melihat jelas keseluruhan panggung.
·                     Fleksibilitas Pencahayaan
Permainan lampu yang dinamis membantu dalam tuntuan pementasan baik dari gelap terang maupun warna yang dihasilkan lampu.


2.                   Pencahayaan Ruang penonton
Pencahayaan ruang penonton intensitasnya harus lebih kecil daripada intensitas pencahayaan panggung. Pencahayaan pada ruang penonton lebih berfungsi sebagai penerangan sebelum pertunjukan dimulai. Selain itu beberapa pencahayaan yang penting dalam ruang ini adalah pencahayaan darurat, lampu petunjuk dan sebagainya.

Contoh bangunan Music Facility:

Alice Tully Hall, Juilliard School
Salah satu contoh dari bangunan Music Facility yaitu Alice Tully Hall yang berada di gedung Juilliard School, New York.

Bangunan aula konser dan rumah opera tidak melulu tentang tampilan eksteriornya.   'Musicians Hear Heaven in Tully Hall’s New Sound', headline New York Times tertulis pada 2009, saat komunitas musik memuji akustik dari desain terbaru Alice Tully Hall, ruang konser musik Juilliard School, yang aslinya selesai pada 1969 oleh arsitek Pietro Belluschi.  Perintah pengerjaan ulang vanue, saat mengembangkan sekolah musik itu sendiri, praktisi tersohor Diller Scorfidio + Renfro menunjukan bagian dari ringkasan laporan yang menyebutkan untuk merubah  aula tersebut menjadi sebuah gedung premier musik, dengan menciptakan bagian konstruksi ‘box-in-box’ yang menjaga agar area utama hall terlindungi dari suara bising di luar gedung (dan getaran dari subway). Tampilan baru dari fasad di bagian jalan, menggantikan fasad yang lama yang tak tembus cahaya, sekarang struktur dalamnya bisa terlihat dari luar.


Konstruksi ‘box-in-box’ menlindungi area utama dari kebisingan di luar gedung. Kayu Afrika Moabi digunakan untuk garis di sepanjang auditorium, memberikan sebuah set akustik baru selagi memberikan kesatuan visual yang membantu penonton menikmati pertujukan.

Aice Tully Hall seating charts



Transformasi desain bentuk Alice Tully Hall yang lama ke desain yang baru  



Interior Alice Tully Hall
·       
              ·         Lobby




·         Main Space (Auditorium)



Walaupun tidak banyak yang bisa dirubah dari struktur auditorium, tim desain dan arsitek menambahkan lekukan kayu yang menonjol dari tembok, mengotomatiskan perpanjangan panggung, layar dan titik-titik masuk, dan juga memperbaharui pencahayaan dan sistem suara.


·         Hauser Patron Salon


Hauser Patron Salon adalah ruangan mezanin seluas 222.9 meter persegi yang memiliki pintu masuk sendiri, bar dan kamar mandi. 


Pintu masuk kaca yang mengarah langsung ke lobi.






Sumber:

http://e-journal.uajy.ac.id/624/1/0TA12593.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Musik
http://kbbi.web.id/auditorium
http://nycago.org/Organs/NYC/html/JuilliardSchool.html






0 komentar:

Posting Komentar