Rabu, 23 November 2016

Arsitektur Tropis

Edit Posted by with No comments
Nama    : Yolla Ristyani Dewi
NPM      : 27315281
Kelas     : 2TB01
Matkul : Arsitektur dan Lingkungan
Dosen   : Ade Soufa


ARSITEKTUR TROPIS

1.      Apa itu arsitektur tropis?
Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektifnya. Kata tropika berasal dari bahasa Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi Matahari yang berubah antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun.
Area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS, dan mencakup seluruh bagian Bumi dalam setahun mengalami dua kali di kelilingi Matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala).

Arsitektur Tropis adalah arsitektur yang mempertimbangkan kondisi iklim dalam perencanaan dan perancangannya, baik secara mikro (bangunan), meso (lingkungan) dan makro (kawasan)

Arsitektur Tropis terus berkembang dan diwujudkan dalam bentuk beragam tema, seperti:

·         Green Architecture: konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Contoh: Mesiniaga di Malaysia, karya Ken Yeang

·         Arsitektur Metabolish: adalah suatu desain dan teknologi arsitektur yang menunjukan vitalitas manusia. Teori simbiosis adalah suatu hubungan antara dua makhluk hidup atau lebih yang tidak hanya saling menguntungkan tetapi memangsangat diperlukan bagi keduanya.
Contoh: Nagakin Capsule di Jepang karya Kisho Kurokawa

·         Solar Arsitektur: adalah integrasi teknologi panel surya dengan teknik bangunan modern. Dalam arsitektur surya, modul fotovoltaik yang tipis dan fleksibel dapat diintegrasikan dengan atap baja.
Contoh: Hotel Indonesia di Jakarta karya Arsitek Abel Horensen.

                    2.      Iklim dan Geografis pada arsitektur tropis
Ada dua kategori Lingkungan yang terbentuk oleh kondisi iklim dan geografis :

1.      Daerah Tropis Kering dengan padang pasir, stepa dan savana kering

2.      Daerah Tropis Lembab dengan hutan tropis, daerah-daerah dengan angin musim dan savana lembab


a)      Iklim Makro
·         Kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang lebih besar dan mempengaruhi iklim mikro
·         Iklim makro dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis
·         Iklim-makro berhubungan dengan ruang yang besar seperti negara, benua dan lautan

b)      Iklim Mikro
·         Iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenikmatan (fisik) dan kenyamanan (rasa) pemakai di sebuah ruang, bangunan
·         Iklim-mikro berhubungan dengan ruang terbatas, yaitu ruangan dalam, jalan, kota atau taman kecil.


Bumi diciptakan dengan banyak iklim di dalamnya, berikut adalah bagaimana kita dapat menyesuaikan hunian dengan unsur-unsur iklim tsb.

·         Hunian harus memiliki filter untuk memodifikasi iklim
·         Mampu memasukan cahaya, udara dan sinar matahari ke dalam









·         Mampu melindungi dari hujan dan kebisingan









·         Mampu memberikan rasa hangat












Dalam perkembangan selanjutnya, manusia menciptakan lingkungan buatan yang nyaman dengan memanfaatkan potensi-potensi lingkungan setempat yang alami.

            Ada tiga jenis iklim makro, yaitu:

1. Panas dan kering

Di daerah beriklim panas, dinding beton dapat mengurangi panas siang hari, warna terang dapat memantulkan sinar matahari, ukuran jendela yang kecil dapat meminimalisir efek silau. Di malam hari,, panas yang tersimpan pada dinding beton dapat memberikan kehangatan.


2.      Dingin dan hujan


Di daerah dingin dan hujan, ketebalan dinding kayu akan mengusir dingin dan menyimpan panas. Karena cahaya di luar sangat sedikit, maka dibutuhkan jendela yang besar. Kemiringan atap mampu mendistribusikan hujan dan salju dengan cepat, juga melindungi bangunan dari angin kencang.


3.      Panas dan lembab


Di daerah tropis yang beriklim panas dan lembab, dinding harus banyak bukaan (sirkulasi silang) untuk membiarkan udara lewat dan menghalau panas keluar bangunan. Biasanya digunakan beranda dan overhang atap untuk melindungi bagian luar bangunan. Di musim hujan, overhang atap melindungi bangunan dari air hujan. Bangunan diangkat kedudukannya dari tanah (rumah panggung) untuk melindungi diri dari gangguan alam dan binatang.



3)      Keekstriman iklim tropis
a.      Tropis Basah
·         Ciri-ciri iklim:
-          Presipitasi dan kelembaban tinggi
-          Temperatur tinggi
-          Angin sedikit
-          Radiasi matahari sedang sampai kuat

·         Masalah umum dan masalah bangunan:
-          Panas yang sangat tidak menyenangkan
-          Penguapan sedikit karena tekanan udara lambat
-          Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, serangga.
-          Daerah di sekitar laut perlu perlindungan terhadap angin keras.

·         Hal-hal penting untuk diperhatikan:
-          Bangunan sebaiknya terbuka, dengan jarak yang cukup antar tiap-tiap bangunan untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
-          Orientasi U-S, untuk mencegah pemanasan fasad yang lebih lebar
-          Bangunan harus lebar untuk mendapatkan ventilasi Silang
-          Ruang di sekitar bangunan harus diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi udara
-          Persiapan penyaluran air hujan dari atap dan halaman
-          Bangunan harus ringan dengan daya serap panas yang rendah

b.      Tropis Kering
·         Ciri-ciri iklim:
-          Radiasi matahari sangat kuat dan permukaan tanah reflektif
-          Hujan sedikit dan kelembaban tinggi
-          Bisa terjadi badai pasir dan debu
-          Perbedaan temperatur antara malam dan siang sangat tinggi

·         Masalah umum dan masalah bangunan:
-          Perlindungan terutama terhadap radiasi matahari langsung, pantulan permukaan dan emisi panas dari bangunan sekitar
-          Perlindungan terhadap serangga, pasir dan debu
-          Upaya meningkatkan kelembaban

·         Hal-hal penting untuk diperhatikan:
-           Letak bangunan rapat, agar sedikit menerima radiasi matahari dan dapat saling mereduksi
-          Bangunan kompak dengan sedikit lubang, orientasi ke halaman dalam yang teduh
-          Ruangan sebaiknya dalam dengan pencapaian melalui gang dan halaman tertutup
-           Bagian terbuka yang teduh di beri tanaman dan kolam untuk
-          pendinginan
-          Konstruksi bangunan harus menyerap panas dengan baik

4)      Hubungan arsitektur tropis dan arsitektur bioklimatis
Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut.
Arsitektur tropis merupakan bagian dari bioklimatis. Menggunakan material dan bentuk yang mengadopsi dari iklim.

5)      Analisis Contoh Arsitektur Tropis
§ Gedung PNM
Gedung PNM di Jl. Jend. Sudirman merupakan salah satu gedung yang memperhatikan iklim tropis di Jakarta. Gedung ini mengurangi intensitas sinar matahari yang cukup tinggi yang masuk kedalam dengan menggunakan sunscreen pada jendela gedung. Dengan menggunakan sunscreen sinar matahari yang masuk ke dalam 2 ruangan bisa di minimalisir sehingga suhu udara didalam ruangan pun menjadi tidak tetrlalu panas dengan begitu pemakaiaan AC (Air Conditioner) pun tidak terlalu boros, sehingga bisa menghemat energi.




§  Gedung Intiland atau yang lebih dikenal dengan nama Wisma Dharmala Sakti merupakan gedung tinggi yang sangat cocok untuk daerah tropis. Didirikan tahun 1986 oleh arsitek Paul Rudolph. Rudolph terinspirasi dari bentuk atap-atap di Indonesia yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya sehingga apabila di dalam gedung tidak akan secara langsung diterpa cahaya matahari.

Terdapat pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalanya tanpa kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca telah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan
 Namun pada koridor hal tersebut masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa terik maupun kehujanan.


Sumber:
https://cutnuraini.files.wordpress.com/2014/09/kuliah_12.pdf
https://andrianarch.wordpress.com/2009/07/10/180/

0 komentar:

Posting Komentar